Melepas Penat di Sarasah Pontong
Indonesia adalah suatu negara yang memiliki ragam bentuk budaya, suku, agama, bahasa, dan sector kepariwisataan. Negeri ini juga dikenal sebagai negara kepulauan. Dengan kondisi tersebut menjadi hal yang tak dapat dipungkiri, bahwa di setiap wilayah kaya akan berbagai macam rupa objek wisata seperti wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata sejarah, wisata tirta, dan bentuk lainnya. Pada tahun 2019, jumlah objek daya tarik wisata di Indonesia mencapai 2.945 usaha. Jumlah tersebut pada gilirannya mengalami penurunan disebabkan oleh wabah covid 19 yang mulai masuk ke Indonesia dan menyebar ke berbagai wilayah pada tahun 2020. Kondisi tersebut membuat beberapa pengelola objek wisata tutup untuk membendung penularan wabah. Penurunan tersebut terbilang cukup tinggi, 13,34 dari jumlah yang ada pada tahun 2019. Meskipun begitu, reinkarnasi ODTW kembali tampak seiring dengan pulihnya negeri ini dari terjangan wabah covid 19. Pada tahun 2021 silam BPS mencatat ada sebanyak 2563 objek daya tarik wisata di berbagai wilayah, Data tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa ODTW meningkat 0,43 persen daripada tahun sebelumnya.
Dalam menjalani kehidupan seseorang tidak bisa lepas dari suasana yang dapat dijadikan obat untuk menghilangkan/meredakan rasa penat setelah menjalani berbagai aktivitas masing-masing. Maslow mengemukakan bahwa manusia memiliki lima hierarki kebutuhan. Bentuk yang paling dasar yakninya kebutuhan fisiologis. Manusia akan berusaha dengan cara/bentuk apapun asalkan kebutuhan fisiologis ini dapat terpenuhi. Setelah melanglang buana dalam upaya memenuhi kebutuhan fisiologis maka manusia akan mencari suatu bentuk kegiatan lain yang kiranya dapat menghilangkan rasa penat. Di antara banyak kegiatan yang dapat dilakukan, tidak sedikit orang memilih berwisata baik itu wisata alam, buatan, tirta, dan wisata lainnya.
Sumatera Barat merupakan provinsi yang cukup banyak memiliki tempat yang kiranya dapat dijadikan sebagai objek wisata. Merujuk kepada data yang dikeluarkan oleh BPS, beberapa bentuk objek wisata yang ada di wilayah ini meliputi : wisata alam sejumlah 35 tempat, wisata bidaya sebanyak 8 tempat, wisata buatan sebanyak 19 tempat, kawasan pariwisata 1, dan wisata tirta 1. Total dari seluruh bentuk objek wisata tersebut yakni 64 objek (BPS, 2021). Apa yang disajikan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa Sumatera Barat ini memang memiliki potensi wisata yang besar khusunya dalam sector wisata alam.
Salah satu bukti otentik dalam hal demikian dapat disaksikan secara bersama seperti yang terdapat di Nagari Dalko, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sebelumnya daerah ini merupakan wilayah administrative dari Tanjung Sani. Namun saat ini telah menjadi nagari sendiri yang wilayah administratifnya terdiri atas empat jorong. Nama Dalko merupakan singkatan dari jorong-jorong yang ada di wilayah tersebut. Seperti D untuk Jorong Dama Gadang, A singkatan dari Jorong Arikia, huruf L untuk Jorong Lubuak Sao, dan Ko disematkan untuk Jorong Koto Panjang. Demikian keterangan yang penulis peroleh dari salah seorang pemandu wisata disana. Apa yang telah dilihat di lapangan, kiranya memang mengundang kagum yang begitu dalam terhadap apa yang dilimpahkan oleh Tuhan kepada nagari tersebut. Topografi alam yang berbukit, membuat daerah ini ditempati oleh aliran sungai yang berkelok-kelok, dihiasi dengan pepohonan rindang, serta air terjun yang memanjakan mata. Salah satu air terjun yang pernah penulis kunjungi yakninya Sarasah Pontong. Berdasarkan wawancara dengan salah seorang pemandu disana, Mantari, ia menjelaskan bahwa nama sarasah pontong berangkat dari bentuk air terjun yang pendek dan bertingkat-tingkat. Disana terdapat lima ‘lubuk’ dan seluncuran natural yang terbuat melalui proses alam yang panjang. Tidak ada peran serta manusia dalam membuat seluncuran tersebut namun keindahannya tampak otentik atau tidak dibuat-buat. Hal ini kiranya menjadi daya tarik tersendiri bila berkunjung ke Sarasah Pontong untuk sekedar melepas penat dari ragam aktivitas yang telah dilalui. Disana kita dapat menikmati air sungai nan sejuk, ditambah seluncuran bertingkat dari batu alam.
Pengunjung tak perlu cemas untuk persoalan keamanan. Sebab disana telah terdapat pemandu yang diberikan pelatihan untuk melakukan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan saat bermain. Untuk aksesibilitas ke lokasi, pengunjung memerlukan waktu lebih kurang lima menit dari gerbang utama menuju titik air terjun Sarasah Pontong. Dalam perjalanan, pengunjung akan melihat hamparan perkebunan kacang tanah, dan menuruni anak tangga yang diestimasikan berjumlah kurang lebih 1000 anak tangga. Mantari mengemukakan, bahwa kondisi tersebut juga menjadi ikonik lain dari Sarasah Pontong. “Seribu anak tangga menuju sarasah pontong” unggkapnya saat diwawancarai. Meskipun melalui anak tangga yang demikian banyak, namun rasa penat yang dirasakan itu akan terobati setelah menyaksikan indahnya Sarasah Pontong dengan seluncuran bebatuan yang terdapat disana. Airnya yang sejuk akan melambai kepada sekalian pengunjung dan seluncuran batu akan menarik layaknya medan magnet yang memiliki daya tarikan kuat. Khusus bagi pengunjung generasi milenial dan generasi Z, adalah sangat cocok pula bagi mereka apabila hendak mencari view untuk berfoto-foto.